PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MAHASISWA UNISVERSITAS MUHAMMAD PURWOKERTO JURUSAN ANALIS KESEHATAN DI PUSKSMAS PETANAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN ( PKL ) MAHASISWA UNISVERSITAS MUHAMMAD PURWOKERTO JURUSAN ANALIS KESEHATAN DI PUSKSMAS PETANAHAN
Petanahan, 06 Maret 2024, Kegiatan PKL Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto PKL di Puskesmas Petanahan meliputi Pemeriksaan Widal adalah sebuah tes laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi antibodi yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap infeksi oleh bakteri Salmonella, termasuk Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi. Tes ini sering digunakan untuk membantu dalam diagnosis demam tifoid dan demam paratifoid.
Prosedur pemeriksaan Widal melibatkan pengujian sampel darah pasien terhadap berbagai antigen Salmonella. Jika seseorang telah terinfeksi oleh bakteri Salmonella, tubuh akan memproduksi antibodi tertentu, yang dapat dideteksi dalam sampel darah mereka. Hasil tes Widal dapat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis infeksi bakteri Salmonella.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tes Widal memiliki beberapa keterbatasan. Hasilnya bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk riwayat vaksinasi terhadap demam tifoid, infeksi sebelumnya oleh bakteri Salmonella yang berbeda, dan infeksi non-Salmonella yang bisa menyebabkan reaksi silang palsu. Oleh karena itu, hasil tes Widal harus diinterpretasikan dengan hati-hati oleh tenaga medis yang berpengalaman dan biasanya digunakan bersama dengan data klinis lainnya untuk membuat diagnosis yang akurat.
Pemeriksaan BTA (Bacilli Tuberculosis) adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi bakteri Mycobacterium tuberculosis, penyebab utama tuberkulosis (TB) pada manusia. Tes ini sering digunakan sebagai bagian dari diagnosis TB aktif.
Prosedur pemeriksaan BTA melibatkan pemeriksaan sampel dahak atau cairan tubuh lainnya di bawah mikroskop untuk melihat apakah terdapat bakteri M. tuberculosis yang hadir. Untuk meningkatkan sensitivitas tes, sampel dapat diwarnai dengan pewarna khusus yang membuat bakteri TB lebih mudah terlihat di bawah mikroskop.
Meskipun pemeriksaan BTA dapat memberikan indikasi awal tentang keberadaan bakteri TB, tes ini memiliki beberapa keterbatasan. Sensitivitasnya mungkin tidak selalu tinggi, terutama jika jumlah bakteri dalam sampel sangat rendah. Oleh karena itu, seringkali pemeriksaan BTA digunakan bersama dengan tes lainnya, seperti kultur bakteri atau tes molekuler seperti PCR (Polymerase Chain Reaction), untuk diagnosis TB yang lebih akurat.
Pemeriksaan BTA juga dapat digunakan untuk memantau respons terhadap pengobatan TB, dengan menguji sampel dahak pasien setelah mereka menjalani pengobatan untuk melihat apakah jumlah bakteri telah berkurang.