Kunjungan Rumah Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kasus Leptospirosis di Desa Jatimulyo Kecamatan Petanahan
Kunjungan Rumah Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kasus Leptospirosis di Desa Jatimulyo Kecamatan Petanahan
Petanahan 07 Maret 2023, Kunjungan Rumah Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE) kasus Leptospirosis di Desa Jatimulyo Kecamatan Petanahan
Penyelidikan Epidemiologi (PE) adalah penyelidikan yang dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah, pada PE kali ini adalah kasus Leptospirosis.
Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira Interogans berbentuk spiral. Leptospirosis di Indonesia terutama disebarkan oleh tikus yang melepaskan bakteri melalui urin ke lingkungan. Hampir semua spesies mamalia dapat menjadi tempat berkembangnya Leptospira di dalam ginjalnya dan bertindak sebagai sumber infeksi untuk manusia dan hewan lainnya. Antara lain sapi, kerbau, kuda, domba, kambing, babi, anjing dan hewan pengerat, bakteri leptospirosis ini dapat bertahan hidup dalam ginjal hewan hewan tersebut. Binatang yang terkena mungkin sama sekali tidak memiliki gejala atau tampak sehat.
Penularan leptospirosis secara langsung melalui darah, urin atau cairan tubuh lain yang mengandung bakteri leptospira masuk ke dalam tubuh, baik dari hewan ke manusia maupun manusia ke manusia. Sedangkan penularan secara tidak langsung terjadi melalui genangan air, banjir, sungai, danau, selokan air dan lumpur yang tercemar urin hewan yang mengandung bakteri Leptospira.
Adapun gelaja dari penyakit leptospirosis antara lain demam, meriang, muntah, sakit kepala, nyeri otot terutama bagian betis, sakit perut, diare, kulit atau area putih pada mata yang menguning,muncul ruam, konjungtivitis. Yang paling penting adalah jangan sampai terlambat membawa pasien ke fasilitas kesehatan. Hal ini untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti gagal jantung, gagal ginjal, meningitis, serta menurunnya fungsi hati.
Kegiatan ini di pimpin langsung oleh bapak KTU Puskesmas Petanahan Imam Jajuli, S.Kep, Ners, yang Sekaligus menjadi tenaga perawat, di damping Rifkhi Anisa Wijayanti, S.KM petugas Epidemiologi, Habibullah, S.KM petugas Promosi Kesehatan, dan didampingi Bidan desa Bersama kader kesehatan desa jatimulyo
Pada kegiatan tersebut juga di sampaikan kepada keluarga, bagaimana cara pencegahan leptospirosis. Yang utama adalah tetap menjaga imunitas tubuh, meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain dengan menjaga kebersihan lingkungan, selalu melaksanakan CTPS setelah beraktivitas, mandi yang bersih setelah ke sawah dan berkebun, menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan, sepatu boat), melakukan desinfeksi pada tempat-tempat yang tercemar oleh tikus dan lakukan pemberantasan tikus.